Siapa yang tak kenal Babakan Siliwangi, salah satu hutan yang ada di tengah kota Bandung, ternyata hutan ini memang dilindungi dan tetap dijaga kelestariannya oleh pemerintah kota, ingin tahu sejarahnya? Ayo kita bahas.
Babakan siliwang adalah hutan purba yang sudah ada disitu, dan tetap dijaga kelestariannya sebagai paru-paru kota Bandung, pada masa penjajahan Belanda dan Jepang kawasan Babakan Siliwangi merupakan kawasan lembah yang dibentuk Sungai Cikapundung sejak puluhan ribu tahun yang lalu, sehingga banyak warga kota Bandung yang menganggap Babakan Siliwangi ini warisan alam bagi kota Bandung. Pada zaman penjajahan Belanda, pemerintah kota Belanda menjadikan kawasan ini sebagai Sabuk Hijau dan dikenal dengan nama Lebak Gede. Para arsitek membiarkan kawasan ini rimbun dengan pepohonan dan membuat fasilitas lain tak jauh dari sini seperti Taman Botani yang sekarang dikenal sebagai Tamansari dan Kebun Binatang Bandung. Di bagian lain yang sejajar dengan Jalan Cihampelas, para arsitek pun membuat fasilitas pemandian, taman bunga, dan kolam ikan yang sekarang dikenal sebagai Pemandian Cihampelas.
Pada Periode 1950 sampai dengan 1980an adalah upaya menuju Komersialisasi, setelah Indonesia merdeka, maka pengelolaan Lebak Gede atau yang sekarang dikenal sebagai Babakan Siliwangi ini, dipegan langsung oleh pemerintah kota Bandung. Seiring perkembangannya kota Bandung menjadi Cukup Besar, maka itulah pemerintah kota Bandung mengubah fungsi Lebak Gede menjadi kawasan Paru-paru Kota. Namun di sisi lain timbul keinginan dari pemerintah dan pengusaha untuk melakukan komersialisasi lebak gede ini, karena letaknya sangat strategis.
Akhirnya pada masa pemerintahan Otje Djundjunan (1971-1976), kawasan Lebak Gede diubah namanya menjadi Lebak Siliwangi/Babakan Siliwangi, di kawasan ini pun didirikan objek wisata dan restoran Babakan Siliwangi, disusul oleh pembangunan beberapa sanggar dan pusat kesenian budaya.
Di awal tahun 90an pembangunan fisik di Kawasan Babakan Siliwangi terus dilakukan dengan dibangunnya Sasana Budaya Ganesha sebagai bagian dari perluasan dan fasilitas bagi Institut Teknologi Bandung. Dan seiring perkembangan waktu adapun kontroversi di kawasan ini yang dimana pada awal tahun 2000an rencananya wilayah ini akan didirikan apartemen dan pusat perbelanjaan, dan bahkan saat itu pemerintah kota Bandung sudah mengajak salah satu developer swasta untuk menjalankan rencana tersebut. Pada saat pertengahan kontroversi itu pada tahun 2003 Restoran Babakan Siliwangi yang didirikan sejak tahun 1970 tersebut terbakar dan hanya menyisakan puing. Pada akhirnya Babakan Siliwangi tersebut pada tanggal 27 September 2011 dideklarasikan oleh PBB sebagai hutan Kota Dunia.
Saat ini bertepatan dengan artikel ini dibuat Babakan Siliwangi tetap menjadi paru-paru kota dan walikota Bandung sudah mendirikan platform yang bertujuan sebagai fasilitas guna keperluan rekreasi warga, yang dikenal sebagai Taman Baksil.
(Rizki Akbar)
Referensi : Wikipedia.
0 comments :
Post a Comment