1:57 PM
Rizkooblogsite
Halo ketemu lagi dengan saya Rizki, artikel ini bersambung dari artikel
Berkunjung ke Gua Jepang dan Gua Belanda di Taman Hutan Ir. Juanda (Part1). Sebelumnya dibahas tentang pengenalan lokasi dari Taman Hutan I.R. Juanda dan kunjungan saya menelusuri Gua Jepang.
Selanjutnya saya akan menuju Gua Belanda, dengan berjalan kaki sejauh 1km kedepan melintasi perbukitan dan hutan, pada akhirnya saya pun mencapai di mulut Gua Belanda. Sebelum sampai di Gua Belanda saya sempat berjalan kaki dan menemukan berbagai flora dan fauna yang dilindungi, salah satu fauna tersebut adalah monyet hutan yang memang sudah awal singgah di kawasan ini, dan populasinya pun sudah hampir punah, oleh sebab itu hewan ini sangat dilindungi oleh pemerintah khususnya di Kota Bandung, monyet ini sering dijumpai di atas pohon, biasanya mereka sering ada di atas pohon yang bernama Pohon Sosis, Pohon Sosis tersebut mempunyai buah yang memang sekilas mirip seperti sosis yaitu berbentuk lonjong. Monyet tersebut sangat menyukai berada di atas pohon tersebut karena pohon tersebut mempunyai dahan yang besar dan rindang, sehingga mudah bagi mereka untuk bersantai di atas pohon tersebut.
|
Seekor Monyet memanjat Pohon Sosis. |
|
Keterangan dari Pohon Sosis. |
|
Tampak Pohon Sosis keseluruhan. |
Setelah melewati pohon sosis sampailah saya di mulut gua belanda, tampak nuansa seperti masa itu dimana tempat ini sebagai tempat pusat komunikasi tentara kolonial belanda. Saat memasuki gua nuansa dingin terasa, anda pun membutuhkan senter guna membantu penglihatan, karena didalam gua ini sangat gelap, tidak pada masanya gua ini terdapat lampu penerangan sehingga mudah bagi tentara untuk menelusuri gua ini pada waktu itu, namun lampu itu sudah tidak ada lagi, kemungkinan dilepas saat diambil alih bangsa indonesia.
|
Tampak mulut Gua Belanda. |
|
Memasuki Gua Belanda. |
|
Hasil dari tangan jahil di dinding Gua Belanda. |
Didalam gua ini terasa agak menyeramkan, namun hal ini agak bisa diredam apabila anda beramai-ramai memasuki gua ini, berbeda dengan Gua Jepang di Gua Belanda ini sedikit lebih rapi dan tertata, dinding gua ini dilapisi oleh beton dan di beberapa bagian alas dari gua ini berlapis lantai. Tak aneh bila gua ini lebih rapi, karena belanda memang lebih lama singgah disini yaitu 350 tahun, dan tidak seperti jepang yang hanya 3 tahun dan bersifat darurat. Gua ini awalnya difungsikan sebagai tempat saluran air, namun berubah menjadi pusat komunikasi pada saat perang dunia ke II. Setelah diambil alih oleh rakyat indonesia, gua ini menjadi tempat gudang penyimpanan senjata dan amunisi, dan pada akhirnya gua ini resmi menjadi tempat wisata yang memperkenalkan kita pada sejarah kolonial belanda waktu itu,
Di beberapa bagian gua ini terdapat tempat seperti bekas penjara dan ruang interogerasi bagi tahanan, serta kamar-kamar dimana tentara belanda pada waktu itu beristirahat.
|
Salah satu lorong di Gua Belanda. |
Akhirnya saya pun kembali keluar ke mulut Gua Belanda, dengan rasa terkesan dengan apa yang terdapat di dalam Gua Belanda. Setelah keluar dari Gua Belanda, saya pun mampir ke warung di sekitar Gua Belanda, untuk mencari makan karena kondisi saya sudah mulai lapar. Setelah selesai makan, saya pun berjalan kembali menuju pintu keluar, dan mendekati pintu keluar yang awalnya sebagai pintu masuk saya, saya sempat menuju sebuah jembatan yang mengalir di bawahnya sebuah sungai kecil menuju sebuah danau kecil di taman itu.
Pada akhirnya saya sampai di pintu keluar, dan mengambil kendaraan saya di tempat parkir untuk pulang. Satu hari yang berkesan bagi saya. Selamat Liburan!
Info:
Taman Hutan Ir. H. Juanda.
Kompleks Tahura
Ir. H. Djuanda No. 99
Dago Pakar – Bandung
Telepon:
+62-22-2515895
Fax:
+62-22-2507891
0 comments :
Post a Comment