Barapen Tradisi Bakar Batu Di Papua
Barapen Tradisi Bakar Batu Di Papua
Tradisi bakar batu di Papua. Credit: Source |
Bukan hanya itu, yang membuat Papua menjadi tempat yang unik dan menarik untuk dikunjungi adalah keberadaan penduduknya yang masih tetap berpegang teguh dengan ‘keasliannya’.
Mengingat bahwa sekarang ini kata-kata modern sudah menjadi nama tengah dari segala aspek di dunia, tetapi kebanyakan dari penduduk Papua terutama mereka dari suku dalam masih dan terus melaksanakan tradisi cara hidup yang diajarkan mulai dari nenek moyang hingga sampai kepada mereka.
Banyak orang mengetahuinya dengan istilah Barapen tapi setiap suku memiliki istilah yang berbeda-beda dalam menyebut pesta bakar batu ini. Misalkan saja masyarakat paniai, mereka menyebut pesta bakar batu dengan istilah ‘gapiia’ sedangkan masyarakat Wamena menyebutnya dengan ‘kit oba isagoa’.
Masyarakat desa sedang membakar kentang menggunakan batu. Credit: Source |
Unik bukan, walaupun kegiatan yang dilakukan itu sama tetapi istilah yang mereka gunakan bisa berbeda-beda. Itu karena di sana mereka memiliki berbagai macam bahasa yang berbeda.
Pesta bakar batu itu sendiri memiliki arti sebagai bentuk ucapan syukur untuk segala apapun yang telah terjadi dalam hidup mereka. Misalkan saja seperti pernikahan, berkat yang melimpah, menyambut tamu agung, dan bahkan juga wujud syukur dari sebuah kematian. Selain itu, tradisi pesta bakar batu juga dilakukan sebagai wujud bukti perdamaian ketika terjadi perselisihan atau peperangan antar suku.
Pada dasarnya Pesta Bakar Batu adalah cara memasak secara traditional yang dilakukan oleh orang-orang papua. Mereka mematangkan bahan pangan dengan bara dari batu yang telah dibakar.
Prosesi pesta ini diawali dengan proses persiapan. Mulai dari mencari kayu dan batu yang akan dibakar, kemudian batu dan kayu disusun berselang-seling untuk kemudian dibakar. Kemudian tiap-tiap suku akan menyerahkan persembahan babi atau hewan buruan lain.
Setelah terkumpul, setiap kepala suku dipersilahkan untuh memanah babi/hewan buruan tersebut secara bergiliran. Dalam hal ini, hewan buruan yang dipanah tersebut harus langsung mati. Jika hewan tersebut tidak langsung mati, mereka percaya bahwa pasti ada sesuatu yang tidak benar yang terjadi pada perayaan tersebut.
Di tempat lain yang tidak jauh dari tempat membakar batu, sebagian pria menyiapkan sebuah lubang di tanah. Pasti bingung kan? Apa hubungannya memasak dengan lubang yang dibuat ditanah? Lazimnya, orang-orang akan memasak menggunakan wajan, panci, ketel, kendi, atau tempat yang memang dibuat untuk memasak.
Tetapi tidak untuk tradisi memasak tradisional ala masyarakat papua. Mereka menggunakan lubang yang digali di tanah sebagai wajan atau tempat memasaknya. Besar dan jumlah lubang tentu saja harus disesuaikan dengan jumlah bahan pangan yang akan dimasak.
Masyarakat sedang mempersiapkan lubang untuk pembakaran. Credit: Source |
Sementara itu, para wanita sibuk menyiapkan bahan pangan. Mereka memotong-motong daging hewan buruan dan menyiapkan sayur-sayuran seperti daun papaya, daun singkong, juga umbi-umbian seperti jagung, labu, singkong. Selain sayuran dan umbi, terkadang mereka juga memasukkan buah.
Bermodalkan lubang ditanah, alang-alang atau dedaunan seperti daun pisang, dan bara dari batu yang dibakar, mereka menjadikannya sebagai alat memanggang. Pada dasar lubang, diberi alang-alang atau dedaunan sebagai alas kemudian disusun batu yang telah dibakar diatasnya dan ditutup lagi dengan alang-alang.
Lalu daging buruan yang sudah dipotong-potong ditata diatasnya dan ditutup lagi dengan alang-alang yang kemudian ditimbun lagi dengan batu bakar. Masih belum selesai, masih harus diberi alang-alang lagi diatasnya lalu sayuran, umbi-umbian, dan buah ditata dan ditutup lagi dengan alang-alang yang ditimbun batu bakar tadi.
Terakhir, susunan tersebut ditutup dengan daun pisang dan diberi tanah diatasnya agar menjaga panas batu supaya tidak cepat hilang. Waktu yang dibutuhkan hingga makanan benar-benar matang yaitu sekitar 1 sampai 2 jam.
Setelah matang, satu persatu makanan mulai dikeluarkan. Salah seorang akan menyiapkan buah merah yang diambil sarinya dan disiramkam keatas makanan yang tengah dihidangkan. Tidak lupa ditambahkan juga garam dan bumbu-bumbu di atas sajian tersebut.
Prosesi diakiri dengan makan bersama yang dibuka dengan sambutan dari kepala suku. Sebelum disantap, makanan-makanan itu sebelumnya didoakan terlebih dahulu. Kemudian makanan dibagikan pertama-tama kepada kepala suku dahulu baru kemudian kepada orang-orang lain yang ikut hadir.
Makanan yang telah dimasak menggunakan batu. Credit: Source |
Pesta bakar batu adalah ini salah satu bentuk tradisi orang-orang Papua yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan berbagi. Tak elak banyak suku pedalaman yang menanti-nantikan acara ini.
Mereka bahkan rela meninggalkan pekerjaan mereka di ladang demi mempersiapkan acara tersebut. Karena ini adalah acara yang ditujukan untuk mempererat kebersamaan, sangat-sangat dianjurkan untuk tidak membawa pulang makanan, tetapi ikut bergabung langsung dan makan bersama-sama.
Memang sedikit sulit menemukan tanggal pasti kapan perayaan ini akan dilaksanakan, karena itu tergantung dari orang yang merayakan. Tempat pelaksanaan pun tergantung pelaksananya. Barapen bisa dilaksanakan di depan kediaman orang yang melakukan perayaan. Namun, ketika Barapen ini sebagai wujud perdamaian biasanya akan dilaksanakan di lapangan luas.
Masyarakat menikmati makanan yang sebelumnya sudah dimasak menggunakan batu. Credit: Source |
Menarik bukan? bagi mereka yang suka tantangan untuk bertualang atau suka berwisata kuliner, pesta bakar batu di Papua adalah event yang tidak boleh dilewatkan.
Bingung bagaimana caranya bisa kesana? Tenang, sekarang sudah banyak transportasi udara dan laut yang bisa mengantar para petualang dan wisatawan menuju ke Papua. Sesampainya di pulau Papua pun kamu akan menemukan alat transportasi seperti halnya penyewaan mobil off-road dan juga pesawat-pesawat kecil yang bisa mengantar kamu ke daerah-daerah pedalaman.
Sangat disarankan untuk membawa pakaian dan perlengkapan yang nyaman dan juga sesuai medan, karena disana kamu akan tetap bersentuhan langsung dengan alam, terutama di daerah pedalaman. Pastikan kamu membawa barang-barang yang sekiranya sangat diperlukan untuk traveling.
0 comments :
Post a Comment