Keindahan Alami Taman Nasional Lore Lindu
Keindahan Alami Taman Nasional Lore Lindu
Panorama Taman Nasional Lore Lindu. Credit: Source |
Dengan menggunakan kendaraan bermotor Taman Nasional yang juga memiliki danau yang indah ini berjarak 100 KM-an dari ibukota Sulawesi Tengah tersebut.
Lebih dari 260 spesies burung berkembang biak di Taman Nasional Lore Lindu. Hampir separuh diantaranya adalah fauna endemik, yang berarti spesies burung tertentu hanya berkembang biak di daerah ini dan tak bisa ditemukan di tempat lain.
Di Taman Nasional seluas lebih dari 200.000 Hektar ini juga terdapat danau ‘Tambing’ yang merupakan bagian dari ekosistem flora dan fauna di dalamnya. Hanya di sekitar danau ini saja, bisa di jumpai 100 an spesies burung, diantaranya ‘Rangkong’, ‘Nuri Sulawesi’, ‘Pecuk Ular’ dan juga ‘Kakatua’.
Burung Cirik-Cirik Sulawesi di Taman Nasional Lore Lindu. Credit: Source |
Bentuk tubuh mungil, keindahan bulu serta kicauan yang sangat merdu dari dari spesies burung ‘Kancilan Ungu’ (maroon-backed whistler) dan ‘Kipasan Sulawesi’ (rhipidura teysman) yang merupakan spesies endemik bisa pula di saksikan di seputaran danau.
Di pagi hari, nuansa alami lebih terasa dengan adanya perahu-perahu kayu milik nelayan yang juga menjadikan danau Tambing sebagai area pencarian ikan mas, mujair dan belut. Berbekal kesabaran, panorama indah yang di tawarkan oleh permukaan air danau yang segar dan tenang serta kehijauan tanaman di sekelilingnya bisa menjadi lebih lengkap dengan kicauan beraneka burung yang menjadikan kawasan danau seluas hampir 1 Hektar ini sebagai habitatnya.
Anak-anak memancing di sekitar Danau Lindu. Credit: David Sutarto |
Selain di sekitar danau Tambing, salah satu area pengamatan burung yang juga bisa di datangi adalah di sebuah desa yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Lore Lindu. Nama desa nya adalah ‘Matauwe’.
Hutan yang masih lebat di seputaran desa ini nampaknya menjadi habitat hidup yang sempurna bagi spesies ‘Raptor’ atau Elang. Dari desa ini kepakan sayap dari elang ‘Alap Kepala Kelabu’ dan elang perut karat bisa di amati.
Salah satu jenis elang langka yaitu elang ‘Kelelawar’ (Macheiramphus alcinus) juga bisa terlihat. Kontur tanah di wilayah desa Matauwe yang memiliki lereng juga memungkinkan bagi fauna yang gagah ini untuk meluncur turun ke bawah dari ketinggian puncaknya.
Elang Ular Sulawesi, salah satu Elang yang berhabitat di Taman Nasional Lore Lindu. Credit: Source |
Rute-rutenya antara lain Gimpu-Moa (7 jam), Sidaunta-Daratan Lindu (6 jam), dan Tuare-Moa (7 jam). Bila enggan berjalan kaki, rute-rute tersebut dapat juga di tempuh dengan mengendarai kuda. Masih banyak juga rute-rute lain yang bisa dipilih, masing-masing menawarkan panorama alam dan tingkat kesulitan yang berbeda-beda.
Salah satu patung zaman megalitikum di Lore Lindu. Credit: Source |
Untuk floranya, Taman nasional ini memiliki 88 koleksi tanaman anggrek dari berbagai spesies. Tanaman lain yang bisa di jumpai adalah aren, rotan, kayu dammar, dan pohon-pohon ara. Flora lain yang juga memilih Taman Nasional ini sebagai tempat berkembang biak adalah kera hantu dan babi rusa. Selain itu terdapat pula 21 spesies fauna amphibi dan lebih dari 20 spesies satwa reptil.
Yang menarik, setidaknya terdapat dua etnis masyarakat yang tinggal di dalam wilayah Taman Nasional Lore Lindung. Keduanya adalah ‘Kulawi’ dan ‘Lore’. Bila beruntung, perjalanan melintasi alam akan menjadi semakin lengkap dengan menyaksikan pesta pernikahan masyarakat setempat dengan hiburan tarian ‘Morego’ nya. Prosesi pernikahan yang menarik ini bisa disaksikan di desa Gintu-Lembah Bada, juga di desa Doda dan Kulawi di Lembah Besoa.
Penduduk desa setempat sedang menjemur biji coklat. Credit: Source |
Tak hanya itu, wisatawan yang mengunjungi Taman Nasional Lore Lindu juga berkesempatan menyaksikan busana yang kainnya terbuat dari kulit kayu dikenakan oleh warga setempat. Biasanya berupa rok wanita dan juga penutup kepala bagi kaum prianya. Di desa Bada, busana unik ini di sebut dengan ‘Ranta’. Bagi warga di desa Pipikoro dan Kulawi pakaian yang unik ini di sebut dengan ‘Kumpe’, sementara di lembah Besoa dan Napu busana ini di sebut ‘Inodo’.
Nah bila kamu tertarik untuk mengunjungi nya, selain dengan kendaraan pribadi, kawasan Taman Nasional Lore Lindu bisa di datangi dengan menggunakan moda transportasi umum seharga 50 ribu* untuk sekali jalan. Bila ingin menyewa mobil atau motor, di kota Palu kedua jenis kendaraan ini bisa di sewa dengan harga 250 ribu / hari* (diluar bahan bakar).
Transportasi darat menjadi opsi utama menuju Taman Nasional ini. Credit: Source |
Pagi hari adalah waktu tepat yang bisa dipilih untuk berkunjung ke Taman Nasional ini. Udara nya yang dingin dan segar bisa jadi akan menggigit kulit. Karena nya mempersiapkan diri dengan jaket yang lumayan tebal tidak ada salahnya. Jangan pula membawa perlengkapan dan perbekalan yang cukup bila berniat Tracking atau Camping.
Yang terakhir tentunya keker atau teleskop burung bila ingin mengamati keindahan warna bulu dan bentuk tubuh burung-burung yang hidup di Taman Nasional ini. Dan buat kamu yang gemar fotografi, kamera ber lensa tele 70 milimeter adalah kelengkapan minimal yang mesti di bawa.
*harga bisa berubah sewaktu-waktu
0 comments :
Post a Comment