Menjelajah kota Cirebon, kota agamis penuh dengan sejarah (Part2) | Rizkooblogsite - Welcome! Travel Culinary Tips And Reference

Menjelajah kota Cirebon, kota agamis penuh dengan sejarah (Part2) | Rizkooblogsite - Welcome!

Menjelajah kota Cirebon, kota agamis penuh dengan sejarah (Part2)

Wednesday, October 8, 2014

Menjelajah kota Cirebon, kota agamis penuh dengan sejarah (Part2)


Halo sebelumnya saya membahas tentang artikel Menjelajah kota Cirebon, kota agamis penuh dengan sejarah (part1) dimana saya mengunjungi kota cirebon, menyicipi empal gentong dan, memesan hotel untuk menginap, selanjutnya saya akan membahas liburan saya menuju Gua Sunyaragi, Keraton Kasepuhan dan Kanoman.
Malam sebelumnya setelah makan di Nasi Jamblang Mang Dul, saya pun mengunjungi Grage City Mall yang berada di Jl. Tentara Pelajar No 1 Cirebon, persis di seberang Nasi Jamblang Mang Dul.
Mall ini tampak seperti tipikal mall biasa yang ada di kota, mall ini cukup luas dan padat pengunjung, saya lihat pun pengunjung dari luar kota banyak yang datang kesini, karena banyak kendaraan berplat luar kota cirebon, yang dimana plat 'E' mendominasi wilayah kota cirebon.
Setelah mengunjungi grage mall, kamipun kembali ke hotel karena hari sudah larut malam dan persiapan untuk kunjungan kami besok, menuju Keraton dan Gua Sunyaragi.
Besoknya kami bangun pagi dan sarapan, kamipun penasaran dengan rasa Nasi Lengko disini, akhirnya kamipun berjalan kaki menuju wilayah stasiun dimana disekitar sini terdapat banyak jajanan, sebenarnya nasi lengko yang sudah lama berdiri disini itu adalah nasi lengko pak barno yang berada di Jl. Pagongan, namun kami termakan oleh waktu, maklum saya hanya punya 2 hari untuk liburan, karena saya pun harus dinas kembali setelah 2 hari ini. Pada akhirnya saya mengunjungi salah satu warung nasi lengko disekitar stasiun, nasi lengko sendiri adalah nasi, ditambah tempe goreng yang dipotong-potong beserta tahu, irisan timun, tauge, dan daun bawang, yang kemudian disiram oleh bumbu kacang. Rasanya mirip dengan nasi pecel, harga dari nasi lengko disini cukup murah yakni Rp. 6000,- cukup untuk mengisi perut di pagi hari.
Nasi Lengko
Setelah sarapan nasi lengko kamipun kembali ke hotel untuk Check Out, dan menuju Keraton Kasepuhan. Untuk menuju keraton kasepuhan kalian bisa menggunakan jasa becak, maupun angkutan kota, pada kali ini kami memilih angkutan kota karena cukup cepat dan murah dari jarak hotel, angkutan kota yang kami naiki berkode GM alias Gunung Sari - Mundu.
Setelah sampai di perempatan Jl. Karanggetas - Pekiringan, saya pun turun dan jalan kaki memasuki Pasar Kanoman dan menelusuri jalan pasar kanoman sampai menuju Jl. Lemah Wungkuk, dari jalan ini kita jalan terus sampai menemui alun-alun depan masjid agung cipta rasa. Nah, disekitar sini kamu akan melihat kompleks keraton kasepuhan ke arah timur
Pasar Kanoman
Masjid Agung Cipta Rasa
Tampak depan kompleks keraton kasepuhan.
Untuk tiketnya sendiri berharga Rp. 20.000,- untuk wisatawan lokal, dan Rp. 70.000,- untuk wisatawan asing, untuk pelajar lokal Rp. 15.000,- dan pelajar asing Rp. 40.000,- itupun sudah termasuk pemandu wisata yang akan memandu kita.
Sesampai di depan kompleks kita akan melihat gapura dan tempat berteduh yang dahulunya digunakan sunan gunung jati melihat pasukan perangnya berlatih di alun-alun persis di seberang kompleks keraton kasepuhan. Gapura ini sudah ada sejak abad 15 dan sebagian masih asli belum direnovasi sama sekali, teknik pembuatan gapura ini tidak dikait oleh semen seperti sekarang, melainkan ditumpuk, hebatnya gapura ini masih kokoh sampai sekarang dan temboknya tidak bergeser sama sekali.
Saat sampai di dalam kompleks tempat berteduh sunan gunung jati, selanjutnya anda akan menuju gerbang berwarna putih yang merupakan gerbang utama menuju keraton kasepuhan.
Saat berada di halaman utama kompleks keraton kasepuhan, kalian akan dihadapkan dengan 2 patung macan, merupakan gambaran yang konon dulunya sunan gunung jati memelihara 2 macan yang menemaninya, serta 2 meriam.
Saat sampai di pintu utama gedung keraton kasepuhan kalian akan melihat, ornamen pintu yang terbuat dari beton berwarna putih, sangat unik menurut saya. Saat kalian masuk kedalam gedung keraton, kalian akan melihat ornamen bangunan yang khas, dan atap berwarna hijau, serta keramik-keramik pemberian belanda yang ditempel diseluruh gedung keraton kasepuhan.

Lanjut ke Menjelajah kota Cirebon, kota agamis penuh dengan sejarah (Part3).

0 comments :

Post a Comment