Menyusuri Eloknya Pesisir Selatan dari Jawa Barat
|
Pantai Sawarna Banten. Credit: Source |
Jawa Barat, provinsi padat penduduk ini juga padat akan tempat-tempat menarik. Dari ujung Barat hingga ujung Timur, dari ujung Utara hingga ujung Selatan, semua elok untuk dikunjungi.
Kontur lanskapnya yang beragam juga sangat menunjang keindahan alam yang dimiliki, tak salah jika provinsi ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit bagi masyarakat Indonesia. Ditunjuang pula lokasinya yang sangat dekat dengan Ibukota negara, sehingga tak ada alasan untuk menolak menyambangi Bumi Parahyangan ini.
Bagian selatan dari provinsi yang terkenal dengan senjata kujangnya ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata. Berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, bagian Selatan Jawa Barat terdiri atas lima kabupaten yaitu Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, dan Pangandaran (memisahkan diri dari Ciamis).
Kesempatan ini saya tertarik untuk mengulas beberapa destinasi yang ada di Pesisir Selatan dari Jawa Barat. Tentu tidak hanya tentang pantai, tapi juga objek lain yang masih masuk dalam kawasan Pesisir Pantai Selatan.
1. Pantai Karang Hawu, Sukabumi
Tentu sudah tak asing dengan sosok Nyi Roro Kidul bukan? Ratu Penguasa Pantai Selatan tersebut namanya sangat melegenda tak kenal zaman. Nah, salah satu lokasi yang terkait erat dengan sosok beliau ialah Pantai Karang Hawu di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.
Pantai Karang Hawu dipercaya menjadi salah satu ‘markas’ dari Nyi Roro Kidul. Di salah satu karang yang menjorok kelaut di pantai ini kabarnya merupakan singgasana sang Lara Kadita, salah satu julukan untuk Ratu Roro Kidul.
Terlepas dari mitos-mitos tersebut, pantai ini nyatanya memang selalu menarik. Terbukti dengan ramainya kunjungan wisatawan terutama saat hari libur.
Karang hawu memiliki ciri pantai berpasir yang cukup luas dengan beberapa bagian merupakan karang-karang yang menghiasi bibir pantai. Ombaknya juga sangat khas dengan pantai selatan jawa, yaitu berombak besar sehingga harus sangat berhati-hati jika tidak ingin tertarik ombak ke tengah lautan.
Ada satu waktu dimana biasanya dilaksanakan suatu upacara adat yaitu pada setiap tanggal 6 April. Tanggal tersebut merupakan Hari Nelayan dimana para nelayan mengadakan pesta rakyat dengan melarung sesaji dan kepala kerbau ke lautan lepas. Mungkin tanggal tersebut bisa dijadikan list dalam rencana liburan kalian.
|
Pantai Karang Hawu. Credit: Source |
2. Mata Air Panas Cisolok, Sukabumi
Mengarah ke utara dari Pantai Karang Hawu sekitar 4,5 km melalui Jalan Cisolok-cipanas, kalian akan menemukan sebuah objek wisata lain yaitu Sumber Mata Air Panas Cisolok.
Mata air panas ini cukup populer di kawasan Sukabumi karena memiliki keunikan berupa semburan air panas yang keluar dari sela bebatuan dialiran sungai kecil. Fenomena ini dalam ilmiah disebut geyser, yaitu air panas yang keluar dari kerak bumi. Tingginya semburan air bisa mencapai 5 meter dan kabarnya selalu keluar tanpa mengenal musim.
Di kawasan ini juga tidak sekedar ada sumber air panas tersebut, tapi juga sudah dilengkapi dengan fasilitas penunjang wisata lain termasuk sebuah kolam pemandian air panas. Di kolam buatan ini, pengunjung bisa bersantai dan berendam dengan membayar tiket masuk hanya sekitar Rp 2000. Masih tak puas? Tersedia juga terapi air panas oleh terapis ahli. Terapi yang mematok tarif Rp 30.000 ini dipercaya dapat mengobati berbagai penyakit kulit hingga penyakit dalam seperti rematik dan stroke.
|
Semburan Air Panas Cisolok. Credit: Source |
3. Vihara Loji, Sukabumi
Masih mengarungi sukabumi, kali ini di Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, sekitar 26 km dari Pantai Karang Hawu atau 80 km dari Kota Sukabumi, tepatnya garis pantai yang menghadap Barat dari Teluk Pelabuhan Ratu.
Vihara Loji, begitu biasa dikenal. Nama asli dari Vihara ini ialah Vihara Nam Hai Kwan Se Im Pu Sa. Cukup panjang dan sulit diingat memang. Selain Loji, vihara ini juga sering disebut Vihara Dewi Kwan Im.
Unik dan pesona dari vihara ini ialah karena berada di atas bukit dan tebing yang menghadap langsung ke lautan.
Dalam sejarahnya, kuil ini dibangun atas prakarsa seorang warga Thailand bernama Anotahi Kamomwathin. Beliau bermimpi untuk membangun vihara di pesisir laut, hingga akhirnya dipilih lokasi pembangunan seperti yang ada saat ini karena dianggap persis seperti mimpinya.
Dari atas kuil tepatnyaq Altar utama yang harus dituju dengan menaiki 500 anak tangga ini, panorama luas lautan membentang begitu indah. Arsitektur dari kuil berpadu dengan alam sekitarnya nampak kontras namun justru menarik.
Keunikan lainnya ialah terdapat sebuah altar yang dikhususkan untuk Ratu Nyi Roro Kidul. Di dalam Altar seperti rumah tersebut terdapat lukisan Nyi Roro Kidul, meja rias, dan tempat tidur. Bahkan terpajang pula foto Presiden Soekarno dan seorang Ulama Muslim. Sangat menarik bukan?
|
Pelataran Vihara Loji. Credit: Source |
4. Goa Lalay, Sukabumi
Belum beranjak dari Sukabumi, tepatnya Pelabuhan Ratu, kali ini kita merasakan sensasi dikelilingi kelelawar di sebuah Goa bernama Goa Lalay.
Berada di sekitar 3 km dari pusat kota Pelabuhan Ratu, Goa Lalay tidak jauh dari garis pantai yang berhadapan dengan Teluk Pelabuhan ratu.
Nama Lalay sendiri artinya ialah kelelawar. Nama yang disematkan karena memang bagian dalam dari goa ini menjadi rumah bagi ratusan ribu kelelawar. Jadi, jangan heran jika bau tak sedap dari kotoran kelelawar akan langsung menyambut kedatangan pengunjungnya.
Goa ini dipercaya merupakan bagian dari karang Pantai Pelabuhan Ratu yang karena air laut menurun membuatnya muncul dipermukaan. Dalam sejarah lain menyebutkan bahwa goa ini menjadi tempat peristirahatan Prabu Siliwangi ketika menyambangi kawasan ini.
Ada baiknya jika ingin masuk ke dalam goa harus ditemani pemandu. Hal ini untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi karena ada banyak lubang berisi air atau genangan yang cukup dalam. Stalaktit yang menghiasi dinding atas goa juga harus selalu diwaspadai selain juga mitos-mitos larangan yang percaya atau tidak sebaiknya dituruti.
Jika dirasa tidak sanggup merasakan sensasi dilibas sayap kelelawar di dalam goa, kalian bisa menyambangi goa ini saat sore hari dimana ratusan ribu kelelawar akan keluar dari mulut goa. Pemandangan yang cukup memukau dan menakjubkan,
|
Goa Lalay Sukabumi. Credit: Source |
5. Pantai Jayanti, Cianjur
Warga Cianjur tentu sudah tidak asing dengan pantai di Kecamatan Cidaun, Cianjur Selatan ini. Pantai Jayanti, begitulah pantai yang berada di 145 km arah selatan dari Pusat Kota Cianjur.
Pantai Jayanti memiliki panorama lautan Pantai Selatan yang sangat menawan. Birunya laut dan deburan ombak menghantap karang-karang di bibir pantai, memberikan efek dramatis tersendiri. Keberadaan perahu-perahu nelayan juga menjadi bagian dari keindahan pantai yang semakin mempesona saat petang hari ini.
Saat weekdays, Pantai Jayanti terbilang cukup sepi dari kunjungan, namun saat weekend biasanya lonjakan akan sangat terasa. Pengunjung dari berbagai kalangan biasanya datang untuk sekedar bersantai memandangi pantai.
Selain itu, keberadaan Tempat Pelelangan Ikan di sekitar pantai juga menjadi magnet bagi Pantai Jayanti meskipun keberadaan Tempat Pelelengan Ikan ini tidak buka setiap hari alias hanya jika ada rombongan besar nelayan saja.
|
Pantai Jayanti. Credit: Source |
6. Pantai Cicalobak, Garut
Garut, salah satu daerah yang terkenal dengan tradisi domba adu nya. Ternyata, Garut tidak sekedar tentang budaya, tapi juga kaya akan panorama alamnya. Dari mulai kawasan pegunungan, hingga jika ke bagian selatan ialah kawasan pesisir berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.
Salah satu pesona pesisir yang dimiliki Garut ialah Pantai Cicalobak. Pantai ini berada di Kecamatan Mekarmukti. Jika dari Kota Bandung, pengunjung bisa melalui kecamatan Cidaun di Cianjur lalu setelah melintasi Pantai Rancabuaya, akan nampaklah pantai Cicalobak ini dari sisi jalan.
Pantai berkarang ini bisa dinikmati dari tebing karena panorama lautan dan hembusan ombak menerjang karang akan sangat mempesona jika dilihat dari ketinggian ini.
|
Pantai Cicalobak. Credit: Source |
7. Pantai dan Pulau Santolo, Garut
Jika Pantai Cicalobak merupakan pantai berkarang, maka untuk menikmati pantai berpasir di Garut kalian bisa menyambangi Pantai Santolo.
Berlokasi di Kecamatan Cikelet, sekitar 88 km arah Selatan dari Kota Garut. Perjalanan dengan angkutan umum bisa ditempuh dengan menggunakan elf umum jurusan Garut – Pameungpeuk dengan tarif sekitar Rp 30.000.
Pantai ini menjadi favorit karena hamparan pasir putih yang mengisinya sehingga sangat cocok untuk bersantai dan bermain serta berpadu pula dengan batu-batu karang di sisi lainnya.
Salah satu waktu terbaik untuk menuju Pantai Santolo ialah saat sore hari karena pantai ini menghadap ke Barat sehingga panorama matahari terbenam akan menjadi teman kala petang.
Selain itu, pengunjung juga bisa menyebrang menggunakan perahu nelayan menuju sebuah pulau kecil yang dinamai juga Pulau Santolo. Pantai di pulau ini juga berpasir dan juga terkombinasi dengan bebetuan karang sehingga cukup eksotis untuk dinikmati.
Di Pulau Santolo terdapat suatu muara sungai yang terkenal karena jernih dan terlihat sangat indah yaitu Muara Cilateureum. Keunikan dari muara ini ialah karena air laut yang ada di muara akan bergerak bukan ke laut tetapi kembali ke arah muara atau mengalir kembali ke darat.
|
Pantai Santolo. Credit: Source |
8. Leuweung Sancang, Garut
Selain bermain air di pantai, wisatawwan yang mengunjungi pesisir selatan dari Garut bisa menyambangi sebuah cagar budata dan hutan konservasi di Kecamatan Cibalong. Dikenal dengan nama Leuweung Sancang, kawasan hutan ini merupakan salah satu destinasi wisata alam yang cukup menarik.
Secara zonasi, Leuweung Sancang terbagi dalam 3 wilayah yaitu Hutan Datarn Rendah, Hutan Mangrove, dan Hutan Pantai. Setiap dari ketiganya tentu memiliki ciri tersendiri yang membuatnya berwarna.
Karena memang berada tidak jauh dari garis pantai, hutan ini memiliki kontur yang relatif datar namun di bagian terdekat dengan pesisir alais Hutan Pantai, banyak tebing-tebing curamnya.
Kawasan Hutan yang bisa dijadikan objek wisata ini juga menarik karena nilai kesejarahan dan cerita mistik yang melekat bersamanya. Di Leuweung Sancang inilah dipercaya sebagai tempat Prabu Siliwangi menghilang.
Banyak hal yang bisa dieksplore di hutan rindang ini. Tidak hanya pepohonan, karena disini juga menjadi habitat dari Owa Jawa. Jadi jika beruntung, pengunjung dapat melihat primata langka ini sedang bermain di ranting pepohonan.
Di bagian lain, ada juga curug atau air terjun yang bisa dicapai dengan menyebrangi sungai cukup besar sehingga harus menggunakan perahu kecil.
Untuk menuju Leweung Sancang yang berjarak sekitar 20 km dari pusat Kota Garut ini dapat dicapai dengan menggunakan bus umum dari pusat Kecamatan Pameungpeuk menuju jurusan perkebunan Karet Mira-mare. Jika tidak ingin repot, bisa juga menggunakan ojek karena lokasinya memang tidak begitu jauh.
|
Leuweung Sancang Garut. Credit: Source |
9. Pantai Karang Tawulan, Tasikmalaya
Cukup berbeda dan unik dari pantai-pantai lain di pesisir selatan jawa, Pantai Karang Tawulan jangan sampai dilewatkan begitu saja. Pantai ini berada di Desa Kalapagenep, Cikalong, sekitar 90 km dari Pusat Kota Tasikmalaya.
Kekhasan dari Pantai Karang Tawulan yang menjadikannya indah ialah hamparan batu karang yang cukup besar menghiasi bibir pantainya. Bahkan di bagian lebih jauh dari garis pantai, terdapat pulau karang dengan ukuran cukup besar dimana dihuni oleh berbagai jenis burung terutama burung camar.
Di sekitar kawasan pantai ini banyak terdapat tempat makan seafood yang bisa dijadikan pilihan untuk menyantap menu dari ikan segar. Selain itu, penginapan juga banyak tersedia termasuk di lokasi yang cukup indah didekat pantai.
|
Pantai Karang Tawulan. Credit: Source |
10. Pantai Batu Hiu, Pangandaran
Pangandaran memang sudah sangat mendunia dengan keindahan pantai-pantai yang berada di garis selatannya. Salah satu yang tak kalah memukau ialah Pantai Batu Hiu.
Lokasinya berada di Desa Ciliang, Kecamatan Parigi, sekitar 14 km arah Selatan dari pusat Kota Pangandaran.
Dinamakan Batu Hiu, karena di bebatuan bukit yang menghadap pantai, terdapat satu batu yang berbentuk seperti Ikan Hiu. Keberadaan batu ini akhirnya dipercaya sebagai hiu yang ditangkap oleh pasukan kerajaan Mataram yang berubah menjadi batu.
Menikmati panorama Pantai Batu Hiu dapat dilakukan dengan langsung menginjakkan kaki di pasir pantainya atau di atas bukit. Keduanya memiliki sensasi yang berbeda.
Jika di pasir pantai, lautan biru dari Samudera Hindia bersanding dengan lanskap bukit yang menjorok ke laut membuatnya cukup eksotis.
Berbeda lagi jika melihat dari atas bukit, dimana bukit yang dipenuhi pepohonan Pandan tersebut siap menyajikan panorama lautan yang luas terbentang. Bagian bawahnya yang berupa batu-batu karang terdengar berirama ketika terhempas oleh ombak laut.
Perlu diingat bahwa ombak dan arus dari pantai ini, termasuk juga pantai-pantai lain di selatan jawa, tidak sesuai untuk berenang. Sehingga keindahan pantai sudah sangat komplit hanya dengan menikmatinya melalui mata, telinga, dan hembusan angin yang menyentuh kulit.
Tiket masuk menuju pantai wisata ini ialah sebesar Rp 7.500 perorang dengan tambahan harga untuk sepeda motor yaitu Rp 7.500 dan Mobil Rp 36.000. Gerbang utama masuk ke kawasan pantai juga unik karena berbentuk seperti hiu sehingga pengunjung seolah masuk ke dalam mulut hiu.
|
Pantai Batu Hiu. Credit: Source |