Mengenal Keindahan Kepulauan Raja Ampat
Mengenal Keindahan Kepulauan Raja Ampat
Kepulauan Raja Ampat. Credit: Source |
Posisi Raja Ampat sebagai destinasi impian bagi kebanyakan orang di Indonesia, masih ada di posisi teratas. Tiap ada orang yang sudah pernah ke Raja Ampat pasti selalu dikomen,”Waaahh…kerenn!” Serasa gengsi langsung naik
Di puncak Wayag
Belum ada penerbangan langsung menuju Raja Ampat. Kalau enggak salah sudah ada bandara di Waisai (ibukota Raja Ampat), tapi entah deh gimana itu nasibnya. Kebanyakan orang mengambil penerbangan menuju Sorong, lalu menyeberang dengan kapal cepat selama 2 jam menuju Waisai.
Pulau Wayag. Credit: Source |
Sekilas Sorong
Sorong adalah salah satu kabupaten di Papua Barat yang jadi pintu masuk menuju Raja Ampat. Saat ini sudah cukup banyak maskapai yang melayani penerbangan dari Jakarta ke Sorong, seperti Sriwijaya, Express Air, Wings Air, Nam Air, dan Garuda. Teman-teman saya sering bertanya, “Aman gak sih di Sorong?”. Maklum, image Papua selama ini memang kurang bagus karena adanya penyakit malaria, HIV AIDS, dan konflik yang ditimbulkan oleh Organisasi Papua Merdeka.
Kota Sorong. Credit: Source |
Raja Ampat
Raja Ampat itu luaaas banget. Jangan kira bisa keliling ke semua tempat di Raja Ampat dalam waktu seminggu. Gak mungkin! Orang-orang biasanya lebih memilih ke pulau-pulau yang letaknya gak jauh dari Waisai (ibukota Raja Ampat yang berada di Pulau Waigeo), seperti Mansuar, Kri, Arborek, Friwen, dan Wayag. Salawati dan Batanta belum populer sebagai tujuan wisata. Sedangkan Misool, butuh ekstra waktu dan ekstra budget untuk ke sana karena letaknya yang jauh dari Sorong.
Kepulauan Wayag. Credit: Source |
Enggak ada fasilitas resort atau cottage di kepulauan Wayag. Kalau mau menginap, bisa bermalam di pos CI atau dengan berkemah. Penginapan yang banyak dan murah adanya ya di Waisai. Ingin menginap di pulau, pinggir pantai, dan harga terjangkau? Ada beberapa homestay di Kri, Arborek, dll. Harganya berkisar 500 ribu/orang termasuk 3 kali makan.
Kenapa biaya ke Raja Ampat mahal?
Saat ini harga bensin di Raja Ampat sudah mencapai Rp. 16.000/liter. Sedangkan untuk mencapai Wayag, dibutuhkan bensin sekitar 400 liter untuk perjalanan pulang-pergi. Hitung saja sendiri berapa biaya bensin yang dibutuhkan. Belum lagi biaya sewa speed boat-nya.
Kapal melintasi kepulauan Wayag Raja Ampat. Credit: Source |
Tiket masuknya saja mahal. Pengunjung wajib membeli tiket masuk berupa pin yang berlaku selama 1 tahun, seharga Rp. 500,000 untuk wisatawan lokal. Jangan coba-coba tidak membeli pin ini, karena di setiap lokasi wisata akan ada petugas yang memeriksa. Tanpa pin tentu saja kita enggak akan bisa melanjutkan perjalanan. Biaya pin ini digunakan untuk konservasi dan pemeliharaan lingkungan di Raja Ampat. Selain itu, Dinas Pariwisata Raja Ampat tidak ingin Raja Ampat menjadi pariwisata murahan, yang akibatnya akan terjadi mass tourism (pariwisata massal) karena banyaknya rombongan dan berpotensi menimbulkan kerusakan alam.
Di desa-desa wisata (seperti Arborek, Sawingrai, Yenbuba, dll) akan mudah ditemui anak-anak kecil yang bermain-main di dermaga. Anak-anak kecil ini biasanya langsung lari mendekat begitu ada wisatawan. Enggak ada salahnya bawain mereka oleh-oleh seperti snack atau makanan ringan atau bahkan buku-buku bacaan (jangan uang ya). Dengan begitu biasanya mereka akan lebih mudah diajak foto bareng. Mau disuruh foto terjun ke laut pun juga oke. Hihihi.
Anak-anak di Desa Makbon, Sorong. Credit: Source |
Perairan Raja Ampat adalah perairan yang kaya akan plankton. Oleh karena itu sebenarnya visibility-nya cenderung rendah. Tapi karena plankton adalah makanan ikan, sudah pasti spesies ikan di Raja Ampat sangat banyak dan beragam. Snorkeling aja sudah bisa ketemu ikan gede-gede yang lagi schooling. Tapi karena banyak plankton, disarankan enggak memakai baju renang yang terlalu terbuka, karena biasanya akan berasa celekit-celekit seperti digigit semut, yang akhirnya bikin kulit merah-merah dan gatal.
Pemandangan bawah air di Raja Ampat, yang mempunyai aneka ragam biota laut. Credit: Source |
0 comments :
Post a Comment