Mengenal Berbagai Festival Kebudayaan Di Indonesia | Rizkooblogsite - Welcome! Travel Culinary Tips And Reference

Mengenal Berbagai Festival Kebudayaan Di Indonesia | Rizkooblogsite - Welcome!

Mengenal Berbagai Festival Kebudayaan Di Indonesia

Tuesday, December 6, 2022

Mengenal Berbagai Festival Kebudayaan Di Indonesia


 

Mengenal Berbagai Festival Kebudayaan Di Indonesia

Indonesia terkenal dengan berbagai kebudayaannya yang selalu menarik untuk kamu ketahui lebih lanjut. Ya, negara tercinta kita ini memiliki begitu banyak kekayaan budaya yang seru untuk digali lebih dalam.

Indonesia sendiri sering disebut dengan sebutan raksasa tidur Asia Tenggara. Nah, hal ini memang benar adanya mengingat Indonesia memiliki lebih dari 18 ribu pulau dan gugusan pulau ini memiliki keanekaragaman yang luar biasa.

Menjelajahi Indonesia tentu saja akan menjadi sangat menyenangkan. Nah, kamu juga dapat menjelajahi Indonesia terutama jika kamu ingin mengetahui seperti apa festival-festival kebudayaan yang terdapat di Indonesia.

Nah, Pada kesempatan kali ini saya akan membahasnya dalam mengenal lebih dekat berbagai festival kebudayaan lokal Indonesia. Berikut inilah penjelasan mengenai festival kebudayaan lokal Indonesia.

1. Festival Pasola

Festival Pasola Sumba
Festival Pasola Sumba. Credit: Source

Inilah dia salah satu festival kebudayaan lokal Indonesia yang dapat kamu saksikan jika kamu berminat mengetahui kebudayaan lokal Indonesia yang unik dan menarik.

Festival ini adalah Festival Pasola. Festival Pasola sendiri bertempat di kawasan Sumba, Nusa Tenggara Barat. Pasola berasal dari kata ‘sola’ atau ‘hola’ yang berarti sejenis lembing kayu.

Pasola atau Pahola ini merupakan permainan adu ketangkasan dimana para pesertanya akan melempar lembing yang terbuat dari kayu dari atas punggung kuda yang sedang melaju dengan kencang.

Pasola sendiri dimainkan oleh dua kelompok. Kampung-kampung yang turut serta berpartisipasi dalam permainan pasola ini adalah Gaura, Wonokaka, Lamboya, dan Kodi.

Pasola ini diawali dengan upacara adat nyale. Nah, upacara adat nyale ini merupakan upacara guna mengungkapkan rasa syukur atas datangnya musim panen serta melimpahnya cacing laut di pinggir pantai.

Upacara adat nyale sendiri diselenggarakan pada waktu bulan purnama dan cacing laut (nyale) muncul di tepi pantai. Nah, tanpa adanya nyale, pasola ini tidak dapat diselenggarakan.

Pasola sendiri akan dilaksanakan di kawasan lapangan atau tanah yang luas. Kegiatan pasola ini akan disaksikan oleh warga setempat, masyarakat umum serta wisatawan.

Festival pasola sendiri biasanya dilaksanakan sekitar bulan Februari hingga Maret di setiap tahunnya. Pasola adalah merupakan bagian dari serangkaian upacara tradisional yang dilaksanakan oleh masyarakat Sumba yang menganut agama lokal masyarakat Sumba, yaitu Marapu.

2. Festival Cap Go Meh

Festival Cap Go Meh di Singkawang
Festival Cap Go Meh di Singkawang. Credit: Source

Nah, selanjutnya inilah dia festival yang dapat kamu kunjungi jika kamu ingin mengenal lebih dekat festival lokal Indonesia lainnya. Ya, festival ini merupakan Festival Cap Go Meh.

Festival Cap Go Meh ini dilaksanakan di daerah Singkawang, Kalimantan Barat. Cap Go Meh dilaksanakan pada hari ke 15 setelah tahun baru Imlek.

Di daerah Singkawang, Kalimantan Barat ini, Festival Cap Go Meh dilaksanakan dengan sangat meriah. Bahkan festival ini juga disebut sebagai salah satu festival terbesar di Asia Tenggara.

Nah, ritual terpenting dan paling menarik sepanjang festival ini adalah festival Tatung. Tatung sendiri merupakan ritual menolak roh jahat dan mengusir kemalangan di sepanjang tahun.

Selama ritual, para Tatung yang telah dirasuki oleh dewa-dewa kemudian akan mengalami trance dan mempu melakukan tindakan-tindakan yang diluar kewajaran manusia biasa.

Nah, para Tatung ini akan melakukan berbagai atraksi menegangkan seperti menusuk-nusukkan kawat baja, paku, hingga menginjak pedang tanpa terluka sama sekali.

Setiap tahunnya, ritual ini akan diikuti oleh ratusan Tatung. Nah, selain itu, setiap rombongan Tatung akan diiringi oleh sekitar 30 orang yang bertugas untuk memandu Tatung, bermain alat music, membacakan doa untuk Tatung dan membawa bendera rombongan.

Nah, para wisatawan akan disediakan panggung untuk menonton atraksi Tatung ini. Festival Cap Go Meh di Singkawang ini biasanya diadakan sekitar bulan Maret.

3. Festival Bakar Tongkang

Festival Bakar Tongkang
Festival Bakar Tongkang. Credit: Source

Festival selanjutnya yang dapat kamu sambangi jika kamu ingin melihat sisi keunikan yang dimiliki oleh Indonesia. Festival ini adalah Festival Bakar Tongkang.

Festival ini dilaksanakan di daerah Bagan Siapi-api, Riau. Ritual ini bertujuan untuk mengenang leluhur mereka yang menemukan Bagan Siapi-api sekitar ratusan tahun yang lalu.

Selain itu, ritual ini juga bertujuan untuk perwujudan rasa syukur kepada Dewa Ki Ong Ya dan Dewa Tai Su Ong. Ritual ini bermula pada tahun 1826 dimana pada waktu tersebut terdapat sekitar 18 orang yang merantau dari Provinsi Fu Jian, China.

Mereka semua berlayar dengan menggunakan tiga buah kapal tongkang. Dan dari tiga buah kapal tersebut, ternyata hanya ada satu kapal yang berhasil selamat sampai tujuan.

Ketika sampai di tempat tujuan, mereka menemukan sebuah daratan yang masih berupa hutan. Di daerah itulah kemudian mereka membangun sebuah pemukiman yang terkenal dengan sebutan Bagan Siapi-api.

Kemudian, mereka membakar tongkang mereka sebagai tanda bahwa mereka tidak ingin pergi dari tempat tersebut. Hingga saat ini, setiap tahunnya warga Bagan Siapi-api membuat replika tongkang dan membakarnya sebagai bentuk mengenang leluhur mereka.

Selain itu, tongkang ini akan dibawa untuk diarak warga dalam sebuah pawai lalu kemudian akan dibakar. Nah, disekeliling tongkang akan ditaruh banyak kertas kuning yang berisi doa dari para penduduk Bagan Siapi-api.

Puncak dari ritual bakar tongkang ini adalah melihat tiang replika tongkang tersebut hancur dan jatuh ke tanah. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, jika tiang replika tongkang jatuh ke arah lautan maka rezeki tahun ini akan banyak berasal dari lautan.

Nah, tetapi jika tiang replika tongkang tersebut jatuh ke arah daratan, maka rezeki tahun ini akan banyak berasal dari daratan. Ritual Bakar Tongkang sendiri biasanya diadakan sekitar tanggal 16 pada bulan ke lima sesuai dengan perhitungan tahun lunar (Go Cap Lak).

Ritual Bakar Tongkang ini kurang lebih akan dilaksanakan sekitar bulan Juni. Untuk kamu yang ingin melihat keunikan festival yang satu ini, kamu dapat mulai mengagendakan kedatangan di Bagan Siapi-api sekitar bulan Juni.

4. Festival Lembah Baliem

Suku Dani mengadakan Festival Lembah Baliem. Credit: Source

Festival unik selanjutnya yang dapat kamu sambangi untuk menambah pengalaman baru adalah Festival Lembah Baliem. Festival ini biasanya diselenggarakan di Lembah Baliem, Pegunungan Jaya Wijaya, Papua.

Lembah Baliem sendiri merupakan sebuah lembah yang terdapat di Pegunungan Jaya Wijaya. Lembah Baliem ini terletak pada ketinggian sekitar 1600 mdpl.

Lembah Baliem ini merupakan tempat tinggal bagi Suku Dani, Yali dan Lani. Lembah Baliem sendiri kini dibuka terbatas sejak adanya Festival Lembah Baliem sekitar tahun 1989.

Festival Lembah Baliem sendiri awalnya merupakan acara perang antar suku Dani, Lani dan Yali sebagai lambang kesejahteraan dan kesuburan.

Dengan menyaksikan festival unik yang satu ini, kamu dapat menyaksikan kehebatan ketiga suku ini dalam berperang. Tentunya merupakan salah satu pengalaman yang berbeda untuk dimiliki, bukan?

Festival Lembah Baliem ini menampilkan atraksi-atraksi tarian perang, pertikaian antarsuku, tari tradisional dan music. Selain itu, kamu juga dapat membedakan orang-orang antar suku melalui pakaian tradisional yang mereka kenakan.

Festival Lembah Baliem ini juga turut dimeriahkan dengan pesta babi yang dimasak di dalam tanah (bakar batu). Selain itu, festival ini juga dimeriahkan dengan pameran seni dan kerajinan tangan.

Nah, di waktu akhir peperangan, biasanya akan terdapat acara makan bersama yang dilaksanakan di dekat arena perang. Festival Lembah Baliem ini biasanya dilaksanakan sekitar bulan Agustus di setiap tahunnya. Festival ini biasanya memakan waktu sekitar 3 hari.

5. Festival Rambu Solo

Festival Rambu Solo di Toraja
Festival Rambu Solo di Toraja. Credit: Source

Festival selanjutnya yang dapat kamu kunjungi karena keunikannya adalah Festival Rambu Solo. Festival ini biasanya diadakan di sekitar daerah Toraja, Sulawesi Utara.

Festival Rambu Solo merupakan sebuah festival yang secara harafiah dalam bahasa Toraja berarti asap yang mengarah ke bawah. Di festival ini, kamu dapat melihat upacara adat kematian warga Toraja.

Upacara ini bertujuan untuk menghormati dan mengantarkan warga Toraja yang meninggal tersebut untuk menuju tempat peristirahatan abadi mereka bersama para leluhur.

Menurut warga lokal, upacara ini merupakan upacara kesempurnaan meninggal seseorang karena warga lokal beranggapan baru akan sempurna jika sudah melakukan upacara Rambu Solo ini.

Di dalam upacara adat yang satu ini, terdapat pula atraksi budaya adu kerbau. Atraksi budaya adu kerbau dalam bahasa lokal setempat disebut juga sebagai Mapasilaga Tedong.

Setelah diadu, kerbau tersebut kemudian akan dikorbankan. Kerbau yang boleh dikorbankan sendiri bukan sembarang kerbau, melainkan harus merupakan kerbau dengan jenis bule Tedong Bonga.

Di dalam upacara ini, juga terdapat pementasan music dan tarian Toraja. Festival Rambu Solo sendiri biasanya diadakan setiap bulan Juli hingga September setiap tahunnya.

Nah, bagi kamu yang ingin melihat secara langsung upacara adat yang satu ini dapat segera mengosongkan waktu pada bulan Juli hingga September dan mengunjungi Toraja, Sulawesi Utara.

6. Festival Kebudayaan Dieng

Festival Kebudayaan Dieng
Festival Kebudayaan Dieng. Credit: Source

Inilah dia festival unik selanjutnya yang sudah sering kita dengar dewasa ini. Ya, festival ini adalah Festival Kebudayaan Dieng.

Festival Kebudayaan Dieng diselenggarakan di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Festival ini merupakan pesta budaya yang diadakan di Kawasan Wisata Dieng.

Festival yang satu ini telah diselenggarakan sejak tahun 2010. Pada festival ini, biasanya diselenggarakan prosesi ruwatan rambut gimbal.

Di Dataran Dieng ini memang terdapat fenomena unik berupa anak-anak yang berambut gimbal (anak bajang).

Sebelum acara pemotongan rambut ini berlangsung, biasanya telah terdapat ritual doa yang dilakukan di Candi Dwarawati, Komplek Candi Arjuna, Sendang Maerokoco, Candi Gatotkaca, Telaga Balaikambang, Candi Bima, Kawah Sikidang, Gua di Telaga Warna, Kali Pepek dan tempat pemakaman Dieng.

Setelah didoakan, pada keesokan harinya, baru dilakukan proses kirab menuju tempat pencukuran. Masyarakat Dieng sendiri percaya bahwa anak-anak gimbal ini merupakan keturunan Kyai Kolodete.

Nah, masyarakat lokal sendiri juga mempercayai bahwa semakin banyak anak gimbal yang terdapat di sekitar kawasan Dieng, maka semakin sejahteralah mereka.

Selain ruwatan anak gimbal, Festival Kebudayaan Dieng ini juga menampilkan atraksi seni budaya, wayang kulit, tari tradisional, kembang api dan pameran kerajinan khas Pegunungan Dieng.

Festival Kebudayaan Dieng ini diselenggarakan setiap tahun, khususnya pada sekitar awal bulan Agustus. Nah, bagi kamu yang berencana untuk menyaksikan secara langsung festival ini tentu saja dapat mulai mengagendakan untuk mengunjungi Dieng pada awal bulan Agustus.

7. Festival Budaya Erau

Festival Budaya Erau
Festival Budaya Erau. Credit: Source

Inilah dia festival budaya selanjutnya yang dapat kamu sambangi jika kamu ingin memiliki kesempatan untuk mengunjungi festival unik yang terdapat di Indonesia.

Ya, selanjutnya kamu dapat mencoba untuk mengunjungi Festival Budaya Erau. Festival ini biasanya diselenggarakan di sekitar kawasan Kutai, Kalimantan Timur.

Erau sendiri dalam bahasa lokal Kutai berarti bersuka cita, hilir mudik dan bergembira. Nampaknya arti kata ini dapat disesuaikan dengan tujuan diselenggarakan festival budaya yang satu ini.

Festival Erau sendiri pertama kali diselenggarakan sekitar abad ke 14. Pada waktu abad tersebut, putra tunggal petinggi negeri Jahitan Layar, Aji Batara Agung Dewa Sakti, sedang berusia sekitar lima tahun.

Nah, sebagai tanda bahwa anak tersebut telah diperbolehkan untuk bermain di luar rumah, kemudian diadakanlah kegiatan tijak tanah dan mendi ke tepian.

Masyarakat lokal pun bergembira dan mengadakan pesta selama 40 hari 40 malam. Sejak saat itulah Erau selalu dijadikan sebagai upacara pengukuhan raja-raja baru.

Erau sendiri merupakan upacara yang sudah ada sejak lama dan konon merupakan salah satu dari upacara kebudayaan tertua di Indonesia.

Salah satu prosesi yang terdapat di dalam Festival Erau adalah Upacara Beluluh. Upacara ini diadakan di halaman depan Kedaton Kasultanan Kutai Kertanegara.

Upacara ini juga bertujuan agar Sultan bersih dari unsur-unsur jahat. Selain Upacara Beluluh, pada festival ini juga biasanya pada Festival Erau juga menampilkan Upacara Bapelas, tari-tarian yang dipentaskan oleh pihak kesultanan, dan tarian sacral oleh Dewi dan Belian.

Upacara yang satu ini biasanya diselenggarakan sekitar awal bulan Agustus. Nah, untuk kamu yang ingin menyaksikan keunikan yang disuguhkan upacara ini, dapat mulai merencanakan waktu untuk mengunjungi upacara unik yang satu ini.

8. Upacara Pacu Jawi

Upacara Pacu Jawi
Upacara Pacu Jawi. Credit: Source

Selanjutnya, inilah dia upacara yang dapat kamu sambangi jika kamu ingin menyaksikan upacara unik yang terdapat di Indonesia. Upacara ini dinamakan dengan Upacara Pacu Jawi.

Pacu Jawi atau balapan sapi merupakan sebuah upacara yang diselenggarakan setiap tiga kali setahun di kawasan Tanah Datar, Sumatera Barat.

Festival ini diselenggarakan selama bergiliran selama empat minggu di Kabupaten Tanah Datar, meliputi Kecamatan Pariangan, Rambatan, Lima Kaum dan Sungai Tarab.

Festival Pacu Jawi ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Selain itu, festival ini juga awalnya bertujuan sebagai sarana hiburan masyarakat setelah musim panen.

Festival Pacu Jawi ini diselenggarakan di sawah-sawah yang berlumpur sehabis panen. Nah, festival ini menampilkan keunikan berupa sepasang sapi yang berlari tanpa lawan.

Seorang joki akan mengendarai sepasang sapi sambil berpijak pada alat pacu sambil memegang tali dan menggigit ekor sapi. Dengan menggigit ekor sapi, maka sapi ini akan melaju dengan lebih cepat.

Yang menjadi penilaian adalah sapi ini harus melaju dengan lurus di sepanjang lintasan. Atraksi ini juga dilengkapi dengan tari-tarian tradisional dan permainan alat musik tradisional.

Jika kamu berminat untuk menyaksikan secara langsung festival unik yang satu ini, kamu dapat mengunjungi kawasan Tanah Datar, Sumatera Barat sekitar bulan Oktober setiap bulannya.

Nah, itulah dia pembahasan mengenai mengenal lebih dekat berbagai festival kebudayaan lokal Indonesia. Ternyata ada begitu banyak festival kebudayaan di Indonesia yang menarik untuk kamu saksikan secara lebih dekat.

Happy traveling!

0 comments :

Post a Comment